Asisten Administrasi Setda Kab. Karawang H. Ramon wibawa Laksana, saat menghadiri Penandatanganan MoU antara  PT SGWM dan LCVC dengan SMKN 1 Karawang

Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah di depan mata. Peningkatan kualifikasi sumber daya manusia harus ditingkatkan, agar kedepan masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Karawang khususnya dapat bersaing dengan para pendatang. Untuk meningkatkan kualifikasi SDM  khususnya pelajar Indonesia, PT SGMW Motor Indonesia dan Lizhou City Vocational College (LCVC) bekerjasama dengan SMK Negeri 1 Karawang  membuat Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) di bidang Otomotif.
Penandatanganan MoU ini dilaksanakan di Aula SMKN 1 Karawang  pada Rabu (27/1). MoU tersebut ditandatangani oleh ketiga belah pihak antara lain :  Kepala SMKN 1 Karawang Agus Rukmana, Presdir PT. SGMW Motor Indonesia Xu Feiyun dan pimpinan LCVC Fan Li Sha. Acara tersebut disaksikan oleh Asisten Administrasi Setda Kab Karawang H. Ramon Wibawa Laksana, dari Kemendikbud RI Direktur PSMK, Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, dan Kepala Disdikpora Kab. Karawang.
Dalam sambutan Pj. Bupati Karawang yang dibacakan oleh H. Ramon Wibawa Laksana, menyampaikan bahwa dengan berlakunya program MEA merupakan tantangan untuk semua, baik dari pihak  birokrat, para pendidik dan juga pelajar harus mengantisipasi keberadaan zaman ini dengan sebaik-baiknya, agar Indonesia tidak semakin terpuruk ekonominya dan  yang harus dipersiapkan antara lain permodalan, teknologi, SDM dan Sertifikasi yang merupakan pengakuan kemampuan yang kita miliki. Dengan adanya empat hal tersebut paling tidak kita dapat menghadapi persaingan dengan para tenaga kerja asing yang juga akan mencari kerja di Indonesia, SDM yang ada di Indonesia jangan sampai menjadi penonton melainkan dituntut menjadi pelaku pembangunan.
Lebih lanjut Pj. Bupati mengingatkan bahwa Pendidikan pada dasarnya merupakan sesuatu yang kongkret, spontan, dan tidak direncanakan tetapi langsung berhubungan dengan keperluan hidup, dengan kata lain, dalam situasi yang belum mengenal sistem sekolah, sifat pendidikan pada dasarnya selalu bersifat linked and matched, dan semoga dengan kerjasama ini hal tersebut dapat terlaksana.
Terakhir Pj. Bupati menjelaskan bahwa untuk menjalankan link and match bukanlah hal yang sederhana. Karena itu, idealnya, ada tiga komponen yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan program link and match yaitu perguruan tinggi, dunia kerja (perusahaan) dan pemerintah. Dari ketiga komponen tersebut, peran perguruan tinggi merupakan keharusan dan syarat terpenting, kreativitas dan kecerdasan pengelola perguruan tinggi menjadi faktor penentu bagi sukses tidaknya program tersebut. Maka atas nama Pemerintah kami ucapkan terima kasih dan apresiasi untuk seluruh pihak yang berupaya meningkatkan SDM, dengan diadakannya MoU ini maka secara tidak langsung, hubungan baik kerjasama antara Indonesia dan China berjalan secara harmonis, dan harapan kedepannya semoga kerjasama ini bukanlah yang pertama dan terakhir.
Pihak LCVC dan PT. SGMW Motor Indonesia mengatakan mereka sangat senang dapat bekerja sama dalam menciptakan SDM yang unggul. “Mengapa SMKN 1 Karawang yang dipilih karena sekolah ini merupakan sekolah unggulan yang mampu bersaing di tingkat internasional dan miliki kerjasama dengan banyak industri yang terdapat di Kabupaten Karawang sehingga dapat menjawab tantangan yang ada di era globalisasi” ujar Fan Li Sha, pimpinan LCVC.
Sementara itu untuk kerjasama sendiri polanya yakni mendirikan Pusdiklat Otomotif pada MoU dijelaskan tujuan kerjasama ketiga pihak setuju kerjasama di bidang Pendidikan dengan cara pembinaan talenta berbakat dengan berlandaskan prinsip hak, keistimewaan serta kepercayaan yang sama mengembangkan sumber daya serta kelebihan yang ada selama proses kerjasama untuk mendapatkan hasil yang baik di bidang ekonomi dan masyarakat kerjasama perjanjian sendiri selama tiga tahun berlaku hari ini 27 Januari 2016 sampai 27 Januari 2019 setelah habis masa berlaku kedua belah pihak akan mempertimbangkan kondisi yang ada juga menentukan perjanjian diperbaharui/tidak diperbaharui. (Iki/Maya)