Menteri BUMN Rini Soemarno bersama Bupati Karawang dr. Hj. Cellica Nurrachadiana, berkomitmen dalam mempertahankan dunia pertanian.
Karawang - Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan integrasi perusahaan BUMN harus mampu melakukan pendampingan petani untuk tidak menjual gabah ke tengkulak.
Melalui binaan Mitra BUMN, dikatakan Rini, pihaknya akan mendukung program serap gabah petani sebagai langkah pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan dan pengendalian harga pangan.
Rini menjelaskan seperti di Kabupaten Karawang melalui kerjasama Pupuk Indonesia Pangan dan Pupuk Kujang serta Bumdes-Bumdes di Kecamatan Tempuran, Karawang membangun PT. Mitra Desa Bersama Tempuran (MDBT) sebagai bina Bumdes.
"Jadi petani ini akan menjual gabah ke mitra dengan harga jauh lebih sesuai. Sehingga mereka tidak menjualnya ke para tengkulak. Proses langsung, " demikian Rini menjelaskan saat di Karawang.
Disebutkan Rini, PT Mitra Desa Bersama Tempuran (MDBT) memiliki rice mill sendiri yang akan menggiling gabah petani. Sehingga petani juga secara langsung akan mengetahui pasti kualitas beras yang dihasilkan dari gabah mereka.
"Petani nanti tahu, kualitas beras yang dihasilkan dari gabahnya, " kata Rini.
Rini menegaskan dengan harga jual gabah yang sesuai akan menguntungkan bagi petani. Ketika gabah dan beras dibeli oleh BUMN, diharapkan pemerintah akan lebih mudah untuk mengatur harga beras di pasaran.
"Untung hasil penjualan gabah petani juga langsung kita berikan melalui rekening para petani, " katanya.
Rini menegaskan selain itu pihaknya juga memberikan kredit usaha rakyat dengan bunga tujuh persen kepada petani yang sudah mempunyai Kartu Tani.
"Pembiayaan tersebut kita berikan kepada petani atau petani penggarap yang sudah bergabung dengan kelompok tani. Kredit usaha rakyat ini bisa digunakan untuk membeli pupuk, obat-obatan dan biaya hidup bulanan sampai nanti panen. Jadi nggak ada lagi petani yang nantinya pinjam-pinjam uang ke rentenir, " katanya.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat menjelaskan pihaknya siap dalam mendorong perkembangan Bumdes. Peningkatan ekonomi pedesaan dengan melakukan korporatisasi para petani menjadi salah satu caranya.
"Dan Bumdes agar dapat mengoptimalkan hasil potensi produk pedesaan, " kata Aas.
Upaya itu terbukti dengan terbentuknya bisnis mitra Bumdes yang menjalin kerjasama dengan PT Pupuk Indonesia Pangan, yaitu PT Mitra Desa Bersama Tempuran.
PT Mitra Desa Bersama Tempuran memiliki anggota 126 kelompok tani dan 5.903 petani di Kabupaten Karawang. Luasan sawahnya mencapai 6.679 hektar. Dengan rata-rata produktivitas 8 ton perhektar.
"Sehingga pengelolaan petani menjadi satu pintu. Dimana hasil gabah petani dibeli oleh PT Mitra Desa Bernama Tempuran, setelah itu diproses menjadi beras di rice mill milik PT Pupuk Indonesia Pangan. Hasilnya beras dijual. Harganya akan jauh lebih bagus untuk petani, " katanya.
Ia menegaskan BUMN dituntut untuk berperan dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dimana PT Pupuk Indonesia sebagai perusahaan BUMN hadir mendorong peningkatan produktivitas pangan dan kesejahteraan petani kecil untuk membantu memajukan daerah.
"Untuk penyaluran pupuk, PT Mitra Desa Bersama Tempuran juga membuka kios pupuk dan saprotan di Kecamatan Rawamerta dan Kecamatan Tempuran, " pungkas Aas.
Sementara itu Bupati Karawang dr. Hj. Cellica Nurrachadiana, berkomitmen dalam mempertahankan dunia pertanian. Selain dengan dikeluarkan Perda LP2B yang melindungi lahan hingga 80 ribu hektar hingga tahun 2030.
Pemerintah juga menjamin asuransi pertanian untuk tetap menstabilkan kesejahteraan pertanian. Pihaknya sudah menyediakan 2,3 miliar untuk 60 ribu hektar dan ditambah dengan CSR PT Pupuk Kujang Cikampek seluas 10 ribu hektar.
"Fokus pemerintah ini untuk menjaga Karawang dalam mempertahankan lumbung padi dan kesejahteraan petani, " ujar Bupati. (diskominfo)